Home / Meranti | ||||||
Warga Dusun Manggis Desa Bokor Butuh Jembatan Penyeberangan Rabu, 06/11/2019 | 15:16 | ||||||
Siswa menyeberangi sungai dengan sampan untuk pergi ke sekolah. SELATPANJANG - Warga Dusun Manggis atau lebih dikenal dengan Tanah Kuning yang berada di Desa Bokor, Kecamatan Rangsang Barat sangat mendambakan adanya pembangunan jembatan penyeberangan, karena salah satu transportasi menuju daerah itu masih menggunakan sampan. "Warga Dusun Manggis sangat membutuhkan adanya jembatan penyeberangan, karena mereka sangat bersusah payah menyeberangi sungai untuk berpergian baik ke Bokor maupun yang ingin ke ibukota kecamatan maupun kabupaten," kata salah seorang tokoh masyarakat Desa Bokor, Sopandi Rozali, Rabu (6/11/2019). Ia mengatakan masyarakat saat ini masih menggunakan sampan sebagai alat perlintasan aliran sungai, termasuk menyeberangkan kendaraan bermotor. Ia menyebutkan kondisi seperti ini sudah dirasakan puluhan tahun. Sebab sampan menjadi satu-satunya pilihan untuk sampai, karena daerah itu terpisah oleh sungai. Jika hujan deras, warga tidak bisa melakukan penyeberangan dan anak - anak pun sangat susah untuk bepergian menuju ke sekolah. "Dengan terbatasnya akses warga Tanah Kuning, daerah ini seakan- akan terisolir dan sangat membutuhkan perhatian karena ini salah satu kebutuhan vital bagi masyarakat yang bisa dilewati setiap harinya," ujar Sopandi. Dikatakan Sopandi, pada tahun 2013 silam harapan masyarakat untuk bisa menyeberang menggunakan jembatan sudah di depan mata. Namun hasrat ingin merasakan infrastruktur jembatan, sepertinya harus dikuburkan oleh masyarakat Desa Bokor, khususnya yang berada di Dusun Manggis, pasalnya jembatan yang dibangun dengan anggaran Rp 5 miliar itu dibiarkan terbengkalai begitu saja. Kondisi jembatan yang hanya terpasang tiang besi saja itu cukup memprihatinkan, dan sudah berkarat. "Tiang jembatan Bokor ke Tanah Kuning itu kondisinya sudah berkarat, sampai hari ini pun tidak ada kejelasan apa dilanjutkan atau tidak pembangunannya," ujar Sopandi. Diduga jembatan yang dibangun pada 2013 itu terjadi kesalahan dalam perancangan (DED). Sehingga tidak bisa dilanjutkan lagi pekerjaannya. Penulis : Ali Imroen Editor : Yusni Fatimah |
||||||
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |