Home / Meranti | |||||||||
Walau Kekurangan Biaya, Tim Pemadam BPBD Meranti Tetap Semangat Padamkan Karhutla Sabtu, 31/08/2019 | 19:05 | |||||||||
Satgas Karhutla masih berjibaku padamkan api. SELATPANJANG - Petugas pemadaman dari Satgas Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) terus berupaya memadamkam api di Kepulauan Meranti. Banyak kendala yang dihadapi petugas di lapangan dalam menjinakkan kebakaran yang mayoritas berada di areal gambut. Karena adanya titik api baru, petugas harus melakukan pemadaman dan harus tinggal berhari-hari di lapangan. Kepala BPBD Kepulauan Meranti, M Edy Afrizal mengatakan, saat ini kebakaran sudah berlangsung lama di Dusun Kampung Balak, Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Hampir tiga minggu petugas bertungkus lumus di sana. "Sudah tiga minggu tim kita bersama tim gabungan lainnya di sana. Hampir 30 hektar api melalap lahan kebun sagu yang mayoritas lahan gambut," kata M Edy Afrizal. Edy melanjutkan, saat petugas sedang melakukan pendinginan dan sudah mengemas peralatan pemadaman untuk kemudian pulang, api kembali muncul di titik lain. "Saat tim sedang melakukan pendinginan di Kampung Balak dan bersiap akan kembali pulang, desa sebelahnya Desa Mengkikip tiba- tiba terbakar," ujar Edy. Saat ini sudah tiga hari tim melakukan pemadaman di sana, diperkirakan sudah hampir 3 hektar lahan yang terbakar. Untuk menghemat biaya, BPBD terpaksa mengalihkan tim yang berada di Kampung Balak untuk melakukan pemadaman di Mengkikip. "Untuk menghemat biaya, tim kita yang berada di Kampung Balak kita alihkan ke Mengkikip, karena kalau mengirim tim dari Selatpanjang kita harus mengeluarkan biaya lagi dan yang di Kampung Balak, tim Manggala Agni yang handle," kata Edy. Edy mengungkapkan, saat ini tim pemadaman mengalami kendala dimana selain selang, tim pemadam juga mengalami krisis anggaran. "Karena kepala api sudah jauh, maka kendala kita itu adalah selang yang kurang panjang. Selain itu anggaran untuk biaya akomodasi di lapangan juga kurang yang digunakan untuk beli minyak dan makan anggota," ujar Edy. Edy menambahkan anggaran yang dialokasikan untuk pemadaman itu hanya Rp500 juta pertahun, dan itu diangggap masih kurang. Walaupun begitu tim masih semangat dalam menjalankan tugas. "Setahun itu hanya Rp500 juta dan itu sudah termasuk honor anggota. Kita sudah mengajukan, namun belum ada tanggapan, termasuk ke provinsi yang belum ada respon. Untuk di Kampung Balak kemarin saja kita kekurangan dana untuk membeli makanan dan minyak, namun anggota masih semangat," keluh Edy. Penulis : Ali Imron Editor : Fauzia |
|||||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |