Home / Meranti | |||||||||
Kisah Dokter Hewan di Meranti Selamatkan Babi Pejantan Tangguh Senin, 29/07/2019 | 13:04 | |||||||||
Drh Nursela Sofyanti Mirza Aryani mengabdikan diri sebagai dokter hewan di kampung halamannya. SELATPANJANG - Kesempatan luas untuk meningkatkan jenjang karir dan apresiasi tinggi biasanya menjadi alasan banyak orang untuk bekerja di kota. Namun ini tidak berlaku bagi Drh Nursela Sofyanti Mirza Aryani alumni Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Sela begitu nama panggilannya. Dia memilih untuk kembali ke kampung halamannya dan mengabdi di Kepulauan Meranti, Riau. Wanita kelahiran Desa Mengkikip, Kecamatan Tebingtinggi Barat ini patut menjadi inspirasi bagi alumni lain dalam hal pengabdiannya. Dia bersama tim kesehatan lainnya di Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Peternakan (DKPTPP) Kepulauan Meranti selalu siaga memberikan perawatan kesehatan pada semua jenis hewan ternak masyakarat. Sela bercerita, beberapa waktu lalu ada masyarakat yang menghubunginya yang meminta bantuan untuk memberikan pertolongan pada hewan ternak Babi yang mengalami luka pada bagian kaki. "Waktu itu malam- malam ada yang telpon minta bantuan untuk mengobati kaki Babi yang terluka. Kondisinya sudah parah hingga membusuk dan berulat. Malam itu saya belum bisa pergi sendiri karena tidak tahu tempatnya, esok harinya baru saya kesana ditemani PPL," kata Sela. Anak bungsu dari 12 bersaudara ini bercerita jika baru kali ini dia melakukan penanganan terhadap hewan ternak Babi. Untuk menuju lokasi kandang Babi Sela harus melewati Hutan Bakau yang berlumpur. "Jalannya menuju ke kandang sangat luar biasa. Jarak dari kandang dari jalan besar sekitar satu kilo. Kita harus masuk ke hutan Bakau melalui jalan setapak yang berlumpur, belum sampai saya sudah jatuh kedalam lumpur," ungkap Sela. Diceritakannya, awalnya hewan ternak itu terlilit oleh tali, hingga kakinya membusuk. Sang pemilik sangat sayang dengan Babi jantannya itu. Karena hewan tersebut merupakan satu dari 40 ekor yang merupakan pejantan tangguh. Saat ini kondisi Babi itu pun sudah sembuh. "Babi di dalam kandang itu ada 40 ekor, namun sang pemilik sangat sayang, karena dia merupakan pejantan tangguh buat ngawinin yang lain. Babi itu sudah sembuh setelah saya berikan Gusanex, obat semprot buat mengeluarkan belatungnya dan menyembuhkan luka dan disuntikkan dengan Sulpidon," ujar Sela. Nursela yang baru enam bulan menjadi tenaga honorer di DKPTPP itu sebelumnya bekerja sebagai dokter rawat inap di klinik kesehatan hewan di Pekanbaru. Dia mengaku ingin mengabdi di kampung halaman. Anak petani ini menjadi salah satu lulusan terbaik dan hampir meraih gelar Cumlaude. Waktu itu dia meraih IPK 3,67 dari IPK 3,7 yang telah ditetapkan. "Kalau niatnya buat bantu orang insyaallah akan dibalas sama Allah yang lebih baik. Saya sempat kerja di Pekanbaru tapi pindah ke Meranti karena selain lebih dekat sama orang tua dan Meranti juga membutuhkan dokter hewan. Semoga ilmu yang saya peroleh semasa di IPB dapat bermanfaat bagi daerah saya,” ungkapnya. Penulis : Ali Imron Editor : Fauzia |
|||||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |