Home / Otonomi | |||||||||
TMC Efektif untuk Pencegahan Kathutla, Kendalanya Minim Armada Senin, 04/03/2019 | 17:45 | |||||||||
BPPT berkoordinasi dengan BNPB dan didukung TNI AU sama-sama berupaya tangani Karhula Riau. PEKANBARU - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dr. Ir. Hammam Riza MSc, resmi membuka Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam penanganan siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Riau 2019, Senin (4/3/2019).
Dikatakan Riza, TMC yang lebih dikenal dengan hujan buatan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencegah timbulnya asap akibat Karhutla. Pihaknya telah kordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat dan TNI AU guna optimalkan kegiatan ini. "BPPT berkoordinasi dengan BNPB dan didukung TNI AU, sejak akhir Februari kemarin terus melakukan penerbangan untuk menyemai awan guna membuat hujan buatan di atas langit Riau," ungkap Riza. Sementata itu, Riza menyebut dari hasil pantauan Satelit (Terra/Aqua dan SNNP), sejak awal Januari hingga Februari 2019, total hotspot dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen di wilayah Riau sendiri telah mencapai sebanyak 293 titik. "Dengan memperhatikan kondisi hotspot tersebut, pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ini adalah salah satu langkah paling efektif dalam rangka siaga darurat kebakaran hutan dan lahan," sambung Riza. Riza menegaskan bahwa penggunaan teknologi hujan buatan ini, harus dioptimalkan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang semakin meluas. "Jadi ya hujan buatan ini juga dilakukan untuk mengoptimalkan potensi awan menjadi hujan untuk pembasahan lahan-lahan gambut dan pengisian embung-embung penampungan air untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang lebih luas dan tidak terkendali," papar Riza. Sementara itu, Riza menyampaikan bahwa Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca ini juga sebenarnya dapat dilakukan lebih massif. Khususnya untuk dilaksanakan di beberapa wilayah Indonesia yang berpotensi besar terjadi Karhutla. Strategi pelaksanaan hujan buatan ini diusulkan Kepala BPPT, dapat juga difokuskan untuk membasahi (re-wetting) lahan gambut yang dinilai mempunyai tingkat kekeringan yang sudah perlu diwaspadai. "Jadi ya kita tahu, mencegah lebih baik ya. Jika hujan buatan ini dilakukan di lahan gambut, maka kelembaban tanah pada area lahan gambut akan tetap terjaga, sehingga potensi terjadinya kebakaran di area lahan gambut juga semakin berkurang," kata Riza. Riza sangat menyayangkan, memang adanya keterbatasan armada pesawat yang membuat kendala dilapangan saat menyemai garam untuk hujan buatan ini. Sehingga jika ada Karhutla di Sumatera dan di Kalimantan, maka akan sangat kesulitan untuk melakukan hujan buatan ini secara serentak. "Semoga dengan dukungan BNPB yang semakin erat ini, kami dapat dibantu untuk pengadaan armada pesawat hujan buatan," imbuh Riza. Penulis : Helmi Editor: Yusni Fatimah |
|||||||||
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |