Home / Ekonomi | |||||||||
Petani Okura Hasilkan 70 Ton Semangka Melalui Program DMPA Rabu, 06/02/2019 | 06:21 | |||||||||
Hasil panen semangka petani di Okura. PEKANBARU - Susanto (43) bersama Suwito (43) penduduk Kelurahan Tebingtinggi Okura Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru yang sehari-hari berprofesi sebagai petani semangka berhasil menghasilkan 70 tons (70.000 kg) buah semangka untuk sekali panen melalui Program DMPA (Desa Makmur Peduli Api) PT Arara Abadi-Sinar Mas Forestry (PT AA-SMF) Wilayah Riau. Disaksikan para awak media, petani Susanto dan Suwito memanen semangka pada hamparan lahan yang terbentang luas yang memanfaatkan areal sekitar 6 hektar. Namun untuk saat ini, lahan yang dimanfaatkan hanya 4 hektar di Kelurahan Tebing Tinggi Okura Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru. Dari pantauan di lapangan ukuran buah semangka tersebut bervariasi dari yang paling kecil seberat 5 kg sampai yang paling besar seberat 16 kg. Dan lebih menariknya, hamparan tanaman buah semangka susanto dan suwito yang siap panen ini, ditanam pada lahan milik orang lain yang mereka pinjam. Lahan ini sebenarnya diperuntukkan bagi tanaman pinang, namun berkat kegigihan dan keuletan Susanto dan Suwito, mereka berhasil meyakinkan pemilik lahan agar bersedia meminjamkannya dengan salah satu jaminannya ialah untuk penanaman pertanian semangka. Dan mereka tidak melakukan kegiakan pembakaran untuk membuka dan membersihkan lahan. Menurut Susanto yang sudah berprofesi sebagai petani sejak tahun 1992 kepada media mengatakan, dirinya bertani semangka ini dengan memanfaatkan lahan kosong. Dimana lahan tersebut menumpang lahan milik orang lain. Saya coba meyakinkan pemilik lahan bahwa saya akan memanfaatkan lahan tersebut untuk bertanam semangka setelah mendapatkan bimbingan dari Program DMPA dari PTAA-SMF. Dan memang kenyataannya tidak terlihat sedikitpun bekas tanda-tanda kebakaran pada lahan pertanian semangka suwito. Selanjutnya Susanto menambahkan dari hasil setiap panen ia bisa menghasilkan 50 ton hingga 70 ton untuk sekali panen dalam masa 4 hingga 6 bulan setiap panen. Tergantung cuaca dan hasil yang akan dipanen. "Alhamdulillah saya bisa menyekolahkan anak saya sampai selesai kuliah Sarjana Hukum di Universitas Lancang Kuning. Dan saya sangat mengucapkan terimakasih kepada perusahaan PT Arara Abadi karena berkat bantuan program DMPA yang digulirkan perusahaan kepada masyarakat Okura melalui desa/kelurahan, masyarakat merasakan manfaat," jelasnya. Lanjutnya lagi ada 4 petani semangka di Okura ini. Dan ia melihat pertanian semangka ini sangat baik. Karena dari awal mulai penanaman sampai kepada pemanenan ia didampingi dan diperhatikan oleh perusahaan. Demikian juga untuk pemasaran, mereka dibantu perusahaan perihal pemasaran hasil pertanian. "Alhamdulilah selain dibeli langsung oleh agen juga dibantu pemasarannya oleh perusahaan ke pasar-pasar buah. Dan saat ini juga ada pembeli yang dari luar Pekanbaru, seperti dari Medan, Batam, Kerinci, Bangkinang, Dumai, Selat Panjang, dan lain-lain," kata Susanto. Suwito menambahkan, selain menanam semangka juga menanam cabe. Untuk bibit semangka ini, Dirinya mendapatkan bibit dari balai pertanian Pekanbaru, artinya bibit semangka adalah bibit lokal. ”Kita mendapatkan bibit semangka dari balai pertanian di pekanbaru dan saat ini kita juga mendapatkan kendala dari segi pemasaran yang mana saat ini sedang banyak-banyak buah lokal di pasaran yang menjadi tantangan bagi kami," terangnya. Susanto dan suwito mengucapkan terimakasih kepada perusahaan. ”Kami mengucapkan terimakasih banyak dibantu oleh perusahaan sehingga kami bisa sedikit bergerak, sehingga tidak ada penekanan dari tengkulak-tengkulak dan kita mengharapkan terus kerjasamanya," ucapnya. Sementara itu, Kepala CD (community development) dan Program DMPA PT AA-SMF Jos Rinaldi dalam kesempatan terpisah menyampaikan, program DMPA yang bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat serta untuk pencegahan kebakaran. Kebetulan Okura berada di sekitar konsesi PT Arara Abadi distrik Rasau Kuning, dan pada tahun 2017 mendapatkan program DMPA salah satunya pak Susanto dan Pak Suwito yang mendapatkan program DMPA bidang holtikultura, berupa hibah dana bergulir dari perusahaan kepada masyarakat yang disalurkan melalui lembaga desa di Okura. Ini setelah tahap FGD (focus group discution) di desa, dengan konsekwensi bersama-sama antara perusahaan dan masyarakat tidak ada lagi pembakaran sewaktu dalam pengolahan lahan. (rilis) |
|||||||||
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |