Home / Pekanbaru | |||||||||
Bayinya Idap Atresia Bilier, Ibu di Riau Rela Berbagi Organ Hati, Tapi Biaya Operasi Butuh Bantuan Dermawan Sabtu, 01/12/2018 | 13:47 | |||||||||
Koko dan bayinya Tiwi Sazmaya yang butuh uluran tangan agar bisa dioperasi demi kesembuhan penyakit yang diidapnya. PEKANBARU - Bayi perempuan di Riau sedang berjuang melawan penyakit langka yang dideritanya selama 5 bulan terakhir. Tiwi Sazmaya nama bayi itu. Dalam tubuh mungilnya, organ hati Tiwi hampir tak berfungsi lagi. Dalam istilah medis, sakitnya ini bernama Atresia Bilier. Tiwi lahir 30 Juni 2018 lalu, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pekanbaru melalui proses cesar. Selang itulah perutnya sudah tiga bulan membesar dan mulai mengeras. Matanya mulai menguning meski sudah menjalani operasi pertama, hasilnya kurang dan butuh dioperasi kembali guna penyembuhan. Tiwi anak ke empat dari pasangan Koko Fauzi (36) dan Elvi Mayasari (28), hanya mampu mengontrak sebuah rumah kecil di daerah Arjuna, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru. Untuk operasi yang kedua ini, orang tuanya masih menunggu bantuan uluran tangan para dermawan. Kerisauan Koko kian bertambah setelah mendengar pihak medis akan merujuk untuk operasi ke dua Tiwi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Tentunya dana yang dibutuhkan tidak sedikit ditambah sang ibu harus merelakan berbagi organ hatinya untuk sang bayi. "Semoga anak dan istri saya selamat. Saya tentu tidak ingin terjadi apa-apa pada istri karena anak kami masih kecil-kecil. Ingin melihat Tiwi tumbuh seperti yang lainnya," ucap Koko saat ditemui halloriau.com, Sabtu (1/12/2018) di rumahnya. Awalnya usai melahirkan, Koko melihat ada perubahan pertumbuhan terhambat pada Tiwi, tak seperti bayi seusianya. Konsultasi ke rumah sakit menjadi bahan pertimbangan, hingga akhirnya dokter memutuskan operasi pertama yang bernama Kasai, itu berjalan lancar. "Kata dokter saat itu saluran empedunya tidak ada, makanya dilakukan dengan operasi Kasai. Biaya operasi sudah ditanggung Jamkesda," sebut Koko. Penderitaannya tidak sampai disitu aja. Selang beberapa hari kemudian, perut Tiwi mulai membesar. Setiap hari menangis dan tak bisa tidur, beruntung Tiwi masih kuat menyusu ASI ke ibunya. "Usai menyusu, Tiwi selalu buang air besar, hampir 12 hingga 15 kali sehari. Warnanya putih, tidak lunak tapi bisa dipecah saking kerasnya," kata Koko sambil menggendong Tiwi yang sesekali melempar senyuman manisnya ketika halloriau.com bertamu ke rumahnya. Kabar sakitnya Tiwi ini telah menyebar luas, berbagai kalangan silih berganti datang ke rumah Koko melihatnya. Dinas Sosial maupun Polsek Sukajadi pun ikut mengunjungi keluarganya. Berharap bisa mempermudah mencari biaya operasi. Penulis : Helmi Editor: Yusni Fatimah |
|||||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |