Home / Otonomi | ||||||
Edy Damanik dan Ahmad Fadillah Ingin Kenakan Tanjak di Puncak Gunung Kalimanjoro Sabtu, 20/10/2018 | 21:27 | ||||||
Ilustrasi PEKANBARU - Erdy Damanik dan Ahmad Fadillah memiliki keinginan untuk bisa memakai tanjak khas Riau di puncak tertinggi gunung Kilimanjaro, Tanzania, Afrika. Mereka akan datang ke sana melalui agenda Seven Summit Expedition, Riau Menggapai Atap Dunia pada 3 hingga 12 November 2018 mendatang. Mereka berdua akan melakukan ekspedisi ini membawa nama Mapala Humendala Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau, sebagai tempat naungan mereka dulu, saat menjalankan studi di sana. Kini keduanya telah menjalani profesi masing-masing, dan juga sedang menjalani kuliah untuk meraih gelar doktor di kampus berbeda, dan di luar daerah. Namun ketika ada tekad melakukan ekspedisi, keduanya kemudian kembali ke asal mereka di Universitas Riau. "Awalnya hanya iseng. Kami duduk di kedai kopi, kemudian bernostalgia, lalu merencanakan untuk lakukan ekspedisi ini," kata Erdy Damanik, saat konferensi pers di Yudisium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau, setelah sebelumnya dilepas secara seremonial oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemprov Riau, Doni Afrialdi, Sabtu (19/10), seperti dikutip dari tribunpekanbaru. Walau diawali dengan tidak begitu serius, namun keduanya tidak menganggap rencana perjalanan tersebut main-main. Buktinya, mereka latihan sejak awal tahun hingga bulan Oktober 2018 lalu. Setidaknya, 5 gunung menjadi tempat latihan mereka, juga ditemani oleh sejumlah rekan lainnya. Bulan Februari 2018 mereka ke gunung Merapi, April gunung Kerinci, Juli ke Rinjani, September ke Semeru, dan Oktober ke Gunung Talang. "Kami mengukur kemampuan fisik terlebih dulu. Bulan April itu saya sempat diet karbo, sehingga asupan kurang. Sementara tenaga yang digunakan berlebih, saya sempat babak belur. Tapi itu jadi pelajaran. Saat ke Semeru Juli, perjalanan normal 8,5 jam, kami jadikan 5,5 jam," ujarnya. Pada awal November tersebut merupakan peralihan musim dingin ke panas, diperkirakan di puncak Uhuru Peak yang merupakan titik tertinggi gunung Kilimanjaro tersebut masih banyak esnya. "Selain persiapan mendaki, fisik, kita juga persiapkan bekal yang akan dibawa nantinya. Terutama makanan tinggi kalori. Karena kita akan butuh 5 sampai 6 ribu kalori setiap harinya. Rute yang akan kita tempuh adalah 70 kilometer PP. Perjalanan mendaki di sana, untuk 1 kilo perjalanan butuh 3 sampai 5 jam. Tipisnya oksigen di sana menjadi salah satu tantangan bagi kita," ulasnya. Tidak lupa dua sekawan ini akan membawa serta tanjak khas Riau dalam perjalanannya menuju puncak tersebut. Sekaligus bendera melambangkan Riau, dan bendera merah putih. "Tentunya akan sangat bangga bisa membawa tanjak dan bendera khas Riau ke puncaknya nanti, sekaligus merah putih," tuturnya. Sementara itu, Ketua Mapala Humendala, Yemima Adheline mengatakan, pendakian menuju puncak Kalimanjaro merupakan pendakian kedua, setelah sebelumnya pada tahun 1996 Mapala tersebut juga melakukan ekspedisi ke salah satu gunung di Papua. Pendakian tersebut menurutnya juga membawa misi jaga lingkungan sekaligus memperkenalkan Riau dan budayanya dihadapan internasional. Sementara itu, Doni Afrialdi mengatakan, pihaknya siap membantu pendanaan untuk kedepannya, melalui proposal yang diajukan pihak Mapala. "Untuk tahun selanjutnya kita akan upayakan bantu. Tapi masuknya di RAPBD 2019, setidaknya untuk tiket PP kita bantu," ulasnya. Perjalanan ini merupakan ekspedisi kedua, setelah 20 tahun sempat vakum melaksanakan ekpedisi tersebut. Namun Erdy Damanik yakin mampu akan bisa menaklukkan Puncak Kilimanjaro tersebut. (*) |
||||||
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |