Home / Ekonomi | |||||||||
Aksi Bela Pertamina Perwakilan SPKMPT RU II Dumai Bertolak ke Jakarta Kamis, 19/07/2018 | 10:40 | |||||||||
Ratusan Serikat Pekerja Pertamina RU II Dumai melakukan aksi long march bela Pertamina Rabu kemarin. FOTO: Bambanglipuro DUMAI - Perwakilan Serikat Pekerja Kilang Minyak Putri Tujuh Pertamina (SPKMPT) RU II Dumai hari ini Kamis (19/7/2018) bertolak ke Jakarta untuk bergabung dengan seluruh perwakilan Serikat Pekerja dibawah naungan FSPPB (Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu) Mereka akan melanjutkan aksi unjuk rasa membela Pertamina di Kantor Pusat Pertamina Jakarta besok, Jumat (20/7/2018). Keberangkatan perwakilan SPKMPT RU II dipimpin langsung Ketua SPKMPT Dumai Riduan didampingi Sekretaris Agustiawan. "Sedikitnya kami akan mengutus 10 perwakilan SPKMPT RU II Dumai untuk bergabung bersama seluruh Serikat Pekerja dibawah nangunan FSPPB (Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu) se Indonesia di Jakarta," kata Riduan didampingi Agustiawan Rabu (18/7/2018). Kata Riduan, di Jakarta pihaknya akan menyampaikan tuntutan yang sama seperti yang di sampaikan pada long march yang telah di laksanakan di Jalan Putri Tujuh Dumai, menuntut agar Pemerintah menghentikan penjualan aset Pertamina. "Kami juga meminta agar pemerintah mengevaluasi kebijakannya dan memperhatikan aspirasi para pekerja, jika aspirasi kami tidak didengar maka kami akan berkoordinasi dengan Federasi guna menentukan sikap selanjutnya," tegas Riduan. Masih kata Riduan, SPKMPT RU II Dumai akan bergabung dengan seluruh serikat pekerja se indonesia di kantor Pertamina pusat, krgiatan yang akan kami lakukan diantaranya istighozah dan doa bersama agar kebijakan Pemerintah yang memberatkan perusahaa dapat dievaluasi kembali, sehingga Pertamina bisa optimal dan maksimal melayani energi di Indonesia. Kalau kebijakan itu tidak dievaluasi Pertamina akan hancur. Lanjutnya, aksi bela Pertamina dilakukan karena pekerja menolak adanya akuisisi Pertamina Gas (Pertagas) oleh Perusahaan Gas Negara (PGN). "Dilepasnya Pertagas dari Pertamina ke Perusahaan Gas Negara (PGN) menyebabkan berkurangnya pendapatan negara dari Pertamina, hal ini karena yang sebelumnya saham Pertagas 100 persen milik Pertamina akan jatuh ke tangan publik, saham PGN 43 persen dimiliki swasta, yang sebagian besar di kuasai swasta Asing," pungkasnya. Penulis: Bambang Editor: Yusni Fatimah |
|||||||||
|
|
Komentar Anda:
HOME | OTONOMI | POLITIK | EKONOMI | BRKS | OTOMOTIF| HUKRIM | OLAHRAGA | HALLO INDONESIA | INTERNASIONAL | REDAKSI | FULL SITE |
Copyright © 2010-2024. All Rights Reserved |